Send Now
get token
CSS
Time
Sabtu, 11 Agustus 2012
subscribe
Pertama kamu ambil token nya dulu, kamu pilih dulu tuh mau ambil token dari aplikasi apa terus get token, nanti keluar dialog permissions kan klik aja ijinkan aplikasi, nah copy aja tuh semua alamat yang ada diatas paste aja ke kolom token.
Aku kasih sedikit penjelasan masing2 kolom diatas :
Access Token = Akses token kamu yg kamu dapat dari get token.
Target ID = isi ID target. kalau diisi "me" nanti kekirim ke dinding kamu.
object_attachment / fbid album = ini khusus yg punya album animasi, copy fbid.nya aja.
Name = Bisa dibilang judul. terserah kamu.
Link = http://www.facebook.com/plugins/subscribe.php?href=https://www.facebook.com/Rony.Rodes.Bakita.Pinem ganti aja tuh yang warna merah dengan link facebook kamu.
Caption = Terserah kamu.
Link Picture = Terserah kamu.
Description = Terserah kamu.
Message = Terserah kamu.
Label:
Aplikasi FB
Selasa, 07 Agustus 2012
Like, Comment Status
This Session will load in 20 seconds
or Click here to Load it Now!
Requires permission, Click me..
Requires permission, Click me..
Show Your details
Clear All Values
Clear Result
- Like Bomber
- Action: Likes
- Method: post
- Mode: Flood
- Yang lainnya..
- coba ja sendiri pak/buk
- Silahkan di Terawang...
- Mohon dibagi hasil modip nya :D ...
bagaimna caranya?
nie langsung jha tutorialnya :
Lost Mojo
Senin, 11 Juni 2012
Lagu Untuk Siantar City – Back to Siantar City
Horass.. Salam anak Siantar! Lagu ini mulai terdengar di kota Pematangsiantar, di mopen, oplet, handphone. Bagi anak-anak Siantar pasti kagum mendengar lagu ini dengan musik genre Reggae Remix dan Hip Hopnya membuat bergerak mengikuti irama. Menurut penelusuran team gobatak di internet lagu ini sudah ada di beberapa situs-situs terkenal seperti youtube, reverbnation dan lain-lain. Back to Siantar City yang dinyanyikan oleh AWENZ juga berasal dari kota Pematangsiantar ini juga membuat Gerakan 50.000 facebookers pecinta lagu : Back to Siantar City by AWENZ.
VIDEO:
Lirik Lagu :
Back To Siantar City
Reff : (dhea)
When…I like it where I stand
It’s my town Siantar Man
When…I miss all of ma friends
In my town Siantar Man
Verse I :
24 april kota ini terlahir
Menjadi suatu tempat indah yang takkan berakhir
Dihuni masyarakat dan jiwa setia terlampir
S’bagai suatu bagian terbaik yang telah terukir
Siantar City, is the real town where I start to think
There I stand ,there I grow,there I found ma destiny
Tanah subur yang luas dan tak pernah kering
Bagai disuatu wadah beriak air yang bening
(Horas…Horas…)
Penuh cinta melangkah dengan akrabnya suasana
Membuat kotaku yang tenang menjadi kaya warna
Jangan kau usik kami dengan hitam sandiwara
Kar’na se’kor harimau siap menerkam sang mangsa
Kujajaki sejak dini liku-liku berarti
Dik’lilingi manusia keras kerap mengilhami
Menjadi suatu naungan untukku melewati
Siantar City menempahku jadi orang berambisi…
Back To Reff
Verse II :
Tumbuh berkembang, melesat dan membentang
Hadapi semua rintangan yang datang menerjang
Kotaku berdiri, kokoh bersinar terang
Kepalkan kedua tangan tuk Siantarku yang tergarang
Melangkah dengan pasti, hadapi yang terjadi
Bersama saudaraku yang s’lalu menemani
Melewati masalah diri ini tak sendiri
Jangan kau sentuh dia kar’na dia teman kami
(Horas…Horas…)
Berbagi ceria disaat semua kumpul bersama
Tak kan lupa siapa dia walau b’rada disana
Kala kita bertemu kembali di waktu berbeda
Tetap harumkan nama kota Siantarku terindah
Coba cari tahu siapa berp’ran pegang kendali
P’riksa semua sudut dan lihat suatu alibi
Kami tak biarkan sesat rasuki kota ini
Perhatikanlah dan acungkan kedua ibu jari
Back To Reff
Verse III :
Sejuknya cuaca, tepis semua lelah
Bangkitkan semua asa cita tuk s’lalu melangkah
Coba ikuti s’luruh tanda yang menunjuk arah
Kau akan selami kumpulan orang-orang yang ramah
Ayo nikmati, saat riang pesta kembang api
Kala kotaku dapatkan sebuah jati diri
Bagai pelangi, terlukis di langit tinggi
Nama Siantarku nan indah harus tetap berseri
(Oh…Bagak ni hutai…Siantar nauli…)
Walau sudah lama hidup ini merantaukan diri
Tapi jiwa s’lalu inginkan masa tuk kembali
Godang dongan dohot tikki na dang tarlupahoni
Bagakni hutai di tano Batak Siantar nauli
Ini bukan suatu kisah dongeng khayalan semata
Yang berc’rita tentang hebatnya negeri antah berantah
Ini fakta yang tertulis dan tertuang di dalam nada
Kupersembahkan untuk Siantar kotaku yang tercinta
Back To Ref
Music, Song & Lyrics by : awenz
– ————————————-
Music Production : wenzCreation
————————————–
Jumat, 08 Juni 2012
Point Blank OFFLINE
Fashion Games
Point Blank has 7 game modes, namely:
* Death Match
o Kill the enemy players to your team's score reaches a specified value or try to become the team with the highest score when time runs out the game.
* Bomb Mission
o Free Rebels team goal is to blow up an area called bombsite with C4, while the CT-Force team goal is to prevent teams bombsite Free Rebels blow up.
* Destroy Mission
o Destroy the objects that have been targeted in this fashion.
* Eliminate
o Killing all the enemies there is to win the round
* AI Mode
o In this mode, players are required to fight an enemy controlled by the computer (AI). AI mode consists of Level 1 to Level 10, where the higher level, the higher the difficulty level of enemy AI.
* Shotgun Mode
o Only a shotgun type weapon that can be used in this mode.
* Sniper Mode
o Only the sniper rifle type weapon that can be used in this mode.
* Defense Mission
o Maintain a targeted object or menghancurkanya.
System requirements:
-Win 2000/XP;
-Pentium III / Athlon 800 MHz;
-128 MB of RAM;
-DirectX 9.0c-compatible video card with support for T & L 32 MB;
-DirectX 9.0c-compatible sound card;
-DirectX 9.0c;
-1 GB of free hard disk space
keyboard, mouse.
Download:
http://adf.ly/8XxH6
http://adf.ly/8XxJb
http://adf.ly/8XxSR
Download Semua'a ^^_
klo Berguna jgn lupa FOLLOW'a Gan ^^_
Sumber : GoogLe
Rabu, 06 Juni 2012
Motor Antik di Pematang Siantar
Becak dengan tenaga kuda. Mungkin itu bisa disematkan pada becak di daerah Pematang Siantar, Sumatera Utara. Sebab becak ini bukan sembarang becak, tapi kendaraan seperti becak yang nempel di pinggir ditarik dengan kendaraan sisa Perang Dunia II. Becak bermesin di kota ini berbeda dengan becak bermesin di tempat mana pun. Sepeda motor yang digunakan rata-rata merupakan bekas tunggangan pasukan sekutu di PD II, bermerek BSA.
BSA merupakan kependekan The Birmingham Small Arms Company. Perusahaan ini awalnya didirikan untuk menyuplai persenjataan tentara Inggris selama Perang Crimean (1853- 1856). Setelah perang usai, BSA terus mengembangkan produknya. Selama PD II, BSA menjadi salah satu pemasok utama kendaraan militer untuk tentara Inggris. Pada masa itu, mereka memproduksi 126.000 sepeda motor tipe M20 berkapasitas mesin 500 cc. Sepeda motor yang pertama kali dibuat tahun 1941 inilah yang ikut dibawa pasukan sekutu ke Pematang Siantar pascapendudukan Jepang di Indonesia. Produk BSA di Pematang Siantar sebenarnya tak hanya yang dimiliki tentara sekutu, tetapi juga pengusaha partikelir pemilik perkebunan di sekitar kota hingga bekas administratur pemerintah Hindia Belanda. Setelah kepergian sekutu dan nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia, ratusan sepeda motor BSA di Pematang Siantar ditinggalkan begitu saja, termasuk milik tentara Inggris. Sebagian pengusaha perkebunan Belanda dan Eropa lainnya berbaik hati memberikannya ke penduduk pribumi bekas pegawai mereka.
Riwayat sepeda motor BSA tak akan berubah seandainya tak ada ide Pahala Siahaan mendatangkan becak mesin dari Medan sebagai alat transportasi di Pematang Siantar selain sado pada tahun 1956. Waktu itu, Pahala membawa becak bermesin sepeda motor merek KK buatan Jerman. Apa yang dilakukan Pahala diikuti beberapa orang Pematang Siantar lainnya.
Menurut Kartiman (67) atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Lanang, topografis Kota Pematang Siantar yang berbukit-bukit mengharuskan becak ditarik sepeda motor berkapasitas mesin besar. Terletak di punggung bukit, sekitar 45 kilometer dari Danau Toba, jalanan Kota Pematang Siantar memang naik turun.
Paling Cocok
Pada akhir tahun 1950-an, setelah melihat banyaknya sepeda motor rongsokan BSA yang tak terpakai di berbagai sudut kota, penduduk mulai berpikir memanfaatkannya sebagai mesin penarik becak. "Awalnya sekitar 20 hingga 30 orang, beberapa orang di antaranya veteran pejuang kemerdekaan. Mereka berkumpul sambil membicarakan kemungkinan memanfaatkan sepeda motor peninggalan perang untuk dijadikan becak," ujar Mbah Lanang.
Bukan hanya BSA, tetapi sepeda motor old fashion lainnya, seperti Norton, Triumph, BMW, hingga Harley Davidson, juga ada. Para pionir becak siantar, seperti Mbah Lanang, Mbah Sari, Muhammad Rohim, dan Tikno, mencoba segala jenis sepeda motor itu untuk dijadikan becak. Percobaan selama dua tahun (1858-1959) sampai pada kesimpulan, BSA-lah yang paling cocok.
"Norton sebenarnya juga kuat untuk medan seperti Kota Pematang Siantar ini. Namun, Norton enggak efisien soal bahan bakar," ujar Mbah Lanang.
Selain hemat bahan bakar, menurut Ketua BSA Owner Motocycles Siantar (BOM’S)—organisasi yang mewadahi pengemudi becak siantar—Kusma Erizal Ginting, suku cadang BSA sangat mudah ditiru. BSA juga bisa menerima onderdil dari sepeda motor lain. "Untuk karburator misalnya, karburator BSA bisa diganti punya RX King atau Honda CB," katanya.
Efisien dalam soal sparepart menjadi sangat penting karena pabrik BSA sejak 1972 sudah ditutup dan tak lagi berproduksi, seiring dengan kebakaran besar yang melanda pabrik mereka.
Mbah Lanang menuturkan, keberhasilan para pionir becak siantar mengoperasikan kembali sepeda motor BSA menggerakkan penduduk Pematang Siantar mencari sepeda motor ini ke berbagai daerah. Tujuannya hanya satu, dijadikan becak. "Kebetulan dulu saya bekerja di bengkel sepeda motor, jadi tahu cara kerjanya BSA," ujar Muhammad Rohim (67).
Keberhasilan para pionir ini benar-benar mengilhami penduduk Kota Pematang Siantar untuk mencari sepeda motor BSA hingga ke berbagai pelosok Tanah Air. "Semua sudah didatangi, di Sumatera Utara ini, hampir semua daerah pernah saya datangi untuk mencari BSA. Mulai dari Medan, Asahan, Deli Serdang, hingga Rantau Prapat. Setelah di Sumatera Utara semua BSA sudah habis, kami cari hingga ke Riau. Sekitar tahun 1980-an kami mulai mencari hingga ke luar Pulau Sumatera, dari Jawa sampai Sulawesi," tutur Mbah Lanang.
Sampai akhirnya selama periode 1980-1990 di Pematang Siantar ada sekitar 2.000 unit becak bermesin BSA. "Mungkin kota kamilah satu-satunya di dunia yang masih mengoperasikan sepeda motor BSA dalam jumlah besar," kata Erizal.
Menurut pengakuan pengemudi becak siantar lainnya, Ahmad Syafii, dulu setiap pekan, mereka selalu merencanakan berpesiar ke Danau Toba bersama keluarga sambil menaiki kendaraan andalannya itu. Bisa dikatakan menjadi penarik becak siantar merupakan pekerjaan yang menjanjikan. Anak-anak pun bisa disekolahkan hingga ke tingkat perguruan tinggi.Keberhasilan penarik becak siantar ini ditopang oleh kerja para mekanik dan pemilik bengkel yang bisa dianggap sebagai maestro untuk urusan sepeda motor BSA. Di Pematang Siantar, menurut Erizal, ada lima bengkel dan dua orang yang dianggap berjasa terus melestarikan becak siantar.Bengkel Handayani, bengkel milik Syafii Leo, bengkel Rahayu, bengkel milik Mbah Sari, dan bengkel bubut milik Rohim. Dua lainnya adalah bengkel khusus dinamo BSA milik Tikno dan bengkel milik Yadi di daerah Karangsari. "Mereka-mereka ini bisa dibilang bukan lagi pekerja bengkel, tetapi seniman ukir besi. Bagaimana tidak, BSA sudah tak lagi memproduksi sparepart motor bikinannya sejak lama. Namun di tangan orang-orang ini, sepeda motor BSA bisa bertahan di Pematang Siantar," kata Erizal.
Namun, lama-kelamaan keberhasilan Pematang Siantar melestarikan sepeda motor lama peninggalan perang ini justru membuat banyak orang tertarik berburu BSA di sini. Mulailah berdatangan kolektor dari luar kota Pematang Siantar hingga kolektor dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
"Dulu kami pernah mendatangkan 50 BSA bekas tentara Inggris di Singapura. Sekarang mereka malah balik berburu BSA ke sini," ujar Erizal. Dari sekitar 2.000 unit BSA pada tahun 1990-an, sekarang, menurut Erizal, yang tersisa di kotanya tinggal 850 unit. Sekitar 600 unit di antaranya dioperasikan sebagai becak mesin.
Menurut Erizal, tak banyak tindakan Pemerintah Kota Pematang Siantar menghadapi ancaman hilangnya ratusan sepeda motor tua dari kota mereka. Kalaupun ada sifatnya hanya individu kepala daerah. "Banyak orang asing yang mencari BSA di sini. Mereka membelinya dari mulai Rp 1 juta-Rp 50 juta. Bahkan kalau ada yang terawat harganya berkisar Rp 25 juta-Rp 100 juta," ujarnya.
Erizal menilai, becak siantar bukan lagi hanya sekadar kendaraan pengangkut penumpang di kota yang berada pada punggung bukit ini, melainkan menjadi saksi perjalanan sejarah kota dan telah jadi ikon Pematang Siantar. "Jika ada orang luar bicara tentang kota ini, sudah pasti yang mereka kenal adalah becaknya," kata Erizal.
Sekarang, jika ingin menikmati kendaraan sisa PD II sambil menikmati keasrian Kota Pematang Siantar, sebelum melanjutkan perjalanan ke Danau Toba, Anda bisa menikmatinya dengan naik becak siantar.
Download Kamus Bahas Batak Disini
Ini merupakan pesan yang saya terima dari abg Bungaran Simanjuntak pemilik group face book "bahasa batak" dan sekaligus pemilik web www.bataktoba.com
TERIMA KASIH BUAT PERHATIANNYA TERHADAP BAHASA BATAK TOBA
download disini kamus bahasa batak
Download
Kamus nya akan terbuka jika anda menkonversi .doc ke .exe
Untuk mengubah doc ke .exe download tutorialnya disini
Download
Buat anda yang merasa orang batak dan ingin belajar bahasa batak langsung download aja
TERIMA KASIH BUAT PERHATIANNYA TERHADAP BAHASA BATAK TOBA
download disini kamus bahasa batak
Kamus nya akan terbuka jika anda menkonversi .doc ke .exe
Untuk mengubah doc ke .exe download tutorialnya disini
Buat anda yang merasa orang batak dan ingin belajar bahasa batak langsung download aja
Selasa, 05 Juni 2012
Sejarah Perkembangan Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari
Afrika barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang
mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil
minyak nabati lainnya. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di
Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang
bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden)
Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus
Botanicus, Amsterdam (Belanda). Awalnya tanaman kelapa sawit
dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman
untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.
Perintis usaha perkebunan kelapa sawit
di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia ), kemudian budidaya
yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya
perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa
sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas
areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan
kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara
Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa
sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan
sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak
sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 / 1949,
pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit.
Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang
meninggalkan Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan
alasan politik dan keamanan). Untuk mengamankan jalannya produksi,
pemerintah meletakkan perwira militer di setiap jenjang manejemen
perkebunan. Pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh Militer) yang
merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer. Perubahan
manejemen dalam perkebunan dan kondisi social politik serta keamanan
dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit
menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar
tergeser oleh Malaysia.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan
perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa
Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk
perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha
dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu
lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama
perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang
melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR – BUN).
Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang
dengan pesat di Indonesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan
akan produk olahannya. Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia antara lain
ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk produk
minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke Belanda, Amerika
Serikat dan Brasil.
Manfaat dan Keunggulan Tanaman Kelapa Sawit
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa
sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa
sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan
memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dapat diolah
menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat
dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku
pembuatan pulp dan pelarut organik, dan tempurung kelapa sawit dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.
Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih tinggi
dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang
kedele, kacang tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi menjadi
lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang (22 tahun)
juga akan turut mempengaruhi ringannya biaya produksi yang dikeluarkan
oleh pengusaha kelapa sawit. Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang
paling tahan hama dan penyakit dibandingkan tanaman penghasil minyak
nabati lainnya. Jika dilihat dari konsumsi per kapita minyak nabati
dunia mencapai angka rata-rata 25 kg / th setiap orangnya, kebutuhan ini
akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan
meningkatnya konsimsi per kapita.
Peranan Kelapa Sawit dalam Perekonomian Indonesia
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal
ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis, karena : (1)
Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan
yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut.
Ini penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan pokok
kebutuhan masyarakat sehinga harganya harus terjangkau oleh seluruh
lapisan masarakat. (2) Sebagai salah satu komoditas pertanian andalan
ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik sebagai
sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. (3) Dalam proses produksi
maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sampai pertengahan tahun 1970 an
minyak kelapa merupakan pemasok utama dalam kebutuhan minyak nabati
dalam negeri. Baik minyak goreng maupun industri pangan lainnya lebih
banyak menggunakan minyak kelapa dari pada minyak sawit. Produksi
kelapa yang cenderung menurun selam 20 tahun terakhir ini menyebabkan
pasokannya tidak terjamin, sehingga timbul krisis minyak kelapa pada
awal tahun 1970. Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit cenderung
meningkat sehingga kedudukan minyak kelapa digantikan oleh kelapa sawit,
terutama dalam industri minyak goreng. Dari segi perolehan devisa,
selama beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik. Volume ekspor
selama dekade terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi
peningkatannya tidak selalu diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal
ini terjdi karena adanya fluktuasi harga di pasaran Internasional.
Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit
Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun
majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih
muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan
duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
Batang
Batang tanaman kelapa sawit diselimuti
bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang
mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit
mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar
napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan
aerasi.
Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi
penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang
sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi
dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah
bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c) Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT
Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai
berada pada 15 °LU-15 °LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal
berkisar antara 1-500 m dpl. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7
jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal
24-280C. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh
pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau
Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki
tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan
solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman
kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.
Penyediaan benih
1) Diperoleh Sumber Benih Kelapa Sawit
Sumber benih yang baik dapat diperoleh
dari balai-balai penelitian kelapa sawit, terutama oleh Marihat Research
Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan (RISPA). Dalam penyediaan
benih kelapa sawit, balai-balai penelitian tersebut mempunyai kebun
induk yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe Delidura dan pohon
bapak tipe Pisifera terpilih.
2) Penyediaan benih sendiri
Untuk memperoleh buah / benih yang baik, penyerbukan
yang terjadi pada bunga betina dari pohon induk harus dilakukan secara
terkontrol. Untuk maksud tersebut, penyerbukan harus dilaksanakan secara
buatan. Dalam penyerbukan secara buatan, pohon induk untuk bunga betina
yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih seperti terdapat
di Marihat research Station, sedangkan sebagai pohon induk bunga jantan
digunakan tipe Pisifera yang juga tersedia di Marihat Research Station.
Penyerbukan buatan diawali dengan penyediaan serbuk sari. Beberapa saat
sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon induk terpilih dibungkus
dengan kantung plastik transparan. Setelah bunga jantan tersebut matang,
lalu dipotong dan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan dari
tandannya, kemudian diangin-anginkan. Serbuk sari ini dimasukkan ke
dalam tube dengan mencampurkan 0,25 gram serbuk sari dengan 1 gram talk.
Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol
kemudian divakumkan. Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk
sari harus disimpan di dalam almari pendingin (freezer). Pada pohon
induk untuk bunga betina terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan
kantung plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai
tingkat matang reseptif. Ciri-ciri bunga betina yang telah matang
adalah : warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka
dan berlendir. Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk
sari yang telah disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram
serbuk sari + 1 gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga
betina. Bunga betina yang telah diserbuki diberi label dan ditutup
dengan plastik transparan. Empat hari kemudian penutup dibuka dan tandan
bunga betina dibiarkan untuk pertumbuhannya lebih lanjut. Setelah 6
bulan, tandan buah umumnya telah masak. Panen buah dan benih dilakukan
bila pada satu tandan telah terdapat paling sedikit satu buah telah
lepas dari tandannya.
Pengecambahan benih kelapa sawit
1) Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.
2) Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.
3) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan
daging buah dari biji. Cuci biji dengan air dan masukkan ke dalam
larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi
untuk memberoleh biji yang berukuran seragam. Semua benih disimpan di
dalam ruangan bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum
dikecambahkan.
4) Untuk mengecambahkan benih, dilakukan
perendaman terlebih dahulu. Benih direndam dalam ember berisi air
bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang
baru.
5) Setelah benih direndam, benih
diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan
menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji
harus diusahakan agar tetap sebesar 17 %.
6) Selanjutnya benih disimpan di dalam
kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500
sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat
ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut
dalam peti berukuran 30 x 20 x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang
pengecambahan yang suhunya 39 0C.
7) Benih diperiksa setiap 3 hari sekali ( 2 kali per minggu ) dengan
membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist
sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21 –
22 % untuk benih Dura dan 28 – 30 % untuk Tenera.
8) Setelah melewati masa 80 hari,
keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di
tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula.
Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama
15 – 20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap
dipindahkan ke pesemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery).
Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya
tidak digunakan untuk bibit.
Pembibitan Kelapa Sawit
Lokasi/areal untuk pelaksanaan
pembibitan dengan pesyaratan : harus datar dan rata, dekat dengan
sumber air, dan letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang
akan ditanami dan mudah diawasi. Lahan pembibitan harus diratakan dan
dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi
penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi
dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase. Luas kompleks pembibitan
harus sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat dua teknik pembibitan yaitu:
(a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap
(double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal
(prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.
a) Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.
(b) Cara tak langsung
Cara tak langsung dilakukan dengan 2 tahap (double
stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery)
selama 3 bulan dan persemaian bibit(nursery)selama 9 bulan.
Tahap pendederan (prenursery)
Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag
kecil, kemudia diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm
dan panjang bedengan secukupnya.
Ukuran polybag yng digunakan adalah 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm (lay flat).
Polybag diisi dengan 1,5 – 2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.
Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.
Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah
berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 4 – 5 helai, bibit dederan sudah dapat
dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).
Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar
tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah
polybag dapt menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.
Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat
membantu dalam usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat
melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.
Pesemaian bibit (nursery)
Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan
dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x
60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya
untuk drainase.
Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak
sebanyak 15 – 30 kg per polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang
akan dipelihara (sebelum dipindahkan) dipesemaian bibit.
Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher
akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanahsekitar bibit
dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian
disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur
dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x
100 cm x 100 cm.
Kegiatan pemeliharaan bibit Kelapa Sawit di pembibitan
1) Penyiraman; kegiatan penyiraman di
pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan
sore hari. Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu
untuk setiap bibit.
2) Pemupukan; untuk pemupukan dapat
digunakan berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N,P,K dan Mg) dengan
komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.
3) Seleksi bibit; seleksi dilakukan
sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan
bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur
empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum
bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan
setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang,
dengan ciri-ciri: a) bibit tumbuh meninggi dan kaku, b) bibit terkulai,
c) anak daun tidak membelah sempurna, d) terkena penyakit, e) anak daun
tidak sempurna.
Penanaman Kelapa Sawit
1) Persiapan lahan
Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada
areal / lahan : bekas hutan (bukaan baru, new planting), bekas
perkebunan karet atau lainnya ( konversi), bekas tanaman kelapa sawit
(bukaan ulangan, replanting).
Pembukaan lahan secara mekanis pada
areal bukaan baru dan konversi terdiri dari beberapa pekerjaan, yakni:
a) menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan
agar tanahnya terlepas dari tanah; b) merumpuk, yaitu mengumpulkan dan
menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran. c) merencek dan
membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar
dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar. d)
pengolahan tanah secara mekanis.
Pembukaan lahan secara mekanis pada
tanah bukaan ulangan terdiri dari pekerjaan, yakni: a) pengolahan tanah
secara mekanis dengan menggunakan traktor. b) meracun batang pokok
kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam 20 cm pada ketinggian 1
meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium arsenit 20 cc per
pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang; c) membongkar,
memotong dan membakar. Dua minggu setelah peracunan, batang pokok kelapa
sawit dibongkar sampai akarnya dan swetelah kering lalu dibakar; d)
pada bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan
dengan serius karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi
tempat berkembangnya hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit (
misalnya cendawan Ganoderma).
2) Pengajiran ( memancang)
Maksud pengajiran adalah untuk
menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengann jarak
tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila
dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur. System
jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9 m x 9 m
x 9 m. Dengan system segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan
tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m.
Populasi (kerapatan) tanaman per hektar adalah 143 pohon.
3) Pembuatan lubang tanaman
Lubang tanaman dibuat beberapa hari
sebelum menanam. Ukuran lubang, panjang x lebar x dalam adalah 50 cm x
40 cm x 40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah atas dan bawah
dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.
4) Menanam
Cara menanam bibit yang ada pada polybag, yaitu:
- Sediakan bibit yang berasal dari main nursery pada masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.
- Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
- Sebelum penanaman dilakukan pupuklah
dasar lubang dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti
Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gram per lubang.
- Buatlah keratin vertical pada sisi
polybag dan lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian
masukkan ke dalam lubang.
- Timbunlah bibit dengan tanah galian
bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah ke sekeliling bibit
secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan agar bibit dapat
berdiri tegak.
- Penanaman bibit harus diatur
sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan
permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan,
lubang tidak akan tergenang air.
- Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.
- Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
a. Penyulaman
- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.
- Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.
- Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10 – 14 bulan.
- Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.
- Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.
b. Penanaman tanaman penutup tanah
- Tanaman penutup tanah (tanaman
kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit
sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan
biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah,
menekan pertumbuhan gulma.
- Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
- Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum
di perkebunan kelapa sawit adalh Centrosema pubescens, Colopogonium
mucunoides dan Pueraria javanica.
- Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).
c. Membentuk piringan (bokoran, circle weeding)
- Piringan di sekitar pokok (pohon
kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di sekitar pokok
dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma
yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.
d. Pemupukan
- Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl, Kiserit dan Borax).
- Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax
pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron
deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.
- Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).
- Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.
- Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.
- Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :
Urea : 2,0 – 2,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
KCl : 2,5 – 3,0 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
Kiserit : 1,0 – 1,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
TSP : 0,75 – 1,0 kg/ph/th → diberikan 1 x aplikasi
Borax : 0,05 – 0,1 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0 – 3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :
Urea : 0,40 – 0,60 kg
TSP : 0,25 – 0,30 kg
KCl : 0,20 – 0,50 kg
Kiserit : 0,10 – 0,20 kg
Borax : 0,02 – 0,05 kg
- Pada tanaman belum menghasilkan pupuk
N,P,K,Mg,B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok
sampai ujung tajuk daun.
- Pada tanaman yang sudah menghasilkan:
pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir
luar piringan. Pupuk P,K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1 – 3
meter dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari
pokok.
- Waktu pemberian pupuk sebaiknya
dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober), untuk
pemupukan yang pertama dan paada akhir musim hujan (Maret – April) untuk
pemupukan yang kedua.
e. Pemangkasan daun
Maksud pemangkasan daun adalah untuk
memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon
dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur /
tingkat pertumbuhan tanaman.
Macam-macam pemangkasan :
- Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan
yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 – 20 bulan dengan maksud
untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat
yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut
dodos.
- Pemangkasan produksi, yaitu
pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28 bulan dengan memotong
daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang
dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk
satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah
dodos seperti pada pemangkasan pasir.
- Pemangkasan pemeliharaan, adalah
pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud
membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya
terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini
harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan
panenan.
Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus).
Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna
bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang
diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya
saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.
Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan
Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati
mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar.
Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di
musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan
dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian
diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi
warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit
pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO
semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian
diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering;
daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit
yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama
penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat
dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan
pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien
dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki
.
Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur
2,5 tahun dan proses pemasakan buah berkisar 5 - 6 bulan setelah
terjadinya penyerbukan. Buah kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman
telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5
pohon kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan buah matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh
dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah
yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Label:
BDP Perkebunan,
TPHP Perkebunan
BELAJAR MEMBUDIDAYAKAN KELAPA SAWIT
I. PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER NASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.
3.2.3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
3.3.2. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3.3.3. Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro
NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).
POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :
b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)
3.3.4. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
3.3.5. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.
3.3.6. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.
3.4.2. Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .
3.5. Panen
3.5.1. Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Pupuk Makro
| |
> 15-15-6-4 | Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr) |
> 12-12-17-2 | Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr). |
> 12-12-17-2 | Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr) |
> POC NASA | Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali). |
Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER NASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.
3.2.3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
3.3.2. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3.3.3. Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro
Urea |
| 225 kg/ha 1000 kg/ha |
TSP |
| 115 kg/ha 750 kg/ha |
MOP/KCl |
| 200 kg/ha 1200 kg/ha |
Kieserite |
| 75 kg/ha 600 kg/ha |
Borax |
| 20 kg/ha 40 kg/ha |
NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).
POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0-36 bln
| 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali |
>36 bln
| 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali |
b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)
3.3.4. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
3.3.5. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.
3.3.6. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.
3.4.2. Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .
3.5. Panen
3.5.1. Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Label:
BDP Perkebunan
Industri Kelapa Sawit
KELAPA SAWIT MILLING
Our core business line revolves around the processing of Fresh Fruit Bunches and trading of crude palm oil and palm kernel. Inti lini bisnis kami berkisar pada pengolahan Tandan Buah Segar dan perdagangan minyak sawit mentah dan inti sawit. With over 2 decades of experience in the palm oil milling industry, we have successfully grown to be one of the largest privately owned Independent Palm Oil Miller in Malaysia. Dengan lebih dari 2 dekade pengalaman dalam industri penggilingan kelapa sawit, kami telah berhasil berkembang menjadi salah satu swasta terbesar Minyak Independen Palm Miller di Malaysia.
The Palm Oil Milling process at our mills, follow a proven system that ensures high efficiency and quality of the final products. The Palm Oil Penggilingan proses di pabrik kami, mengikuti sistem terbukti yang menjamin efisiensi tinggi dan kualitas produk akhir. These mills comprises of several modern facilities and equipment for processing Palm fruits. Pabrik ini terdiri dari beberapa fasilitas modern dan peralatan untuk pengolahan buah sawit.
Our mills produce 6 different end products namely: Pabrik kami memproduksi 6 produk akhir yang berbeda yaitu:
- Crude Palm Oil Crude Palm Oil
- Red Palm Oil Red Palm Oil
- Palm Kernel Palm Kernel
- Palm Shell Palm Shell
- Decanter Solids Dekanter Padat
- Empty Fruit Bunch and Mesocarp Fibre Buah Kosong Bunch dan Serat mesocarp
These products are of great commercial value and economic importance. Produk-produk ini memiliki nilai komersial yang besar dan kepentingan ekonomi. It is also the pride of BELL Group that our product meets and even surpasses the standard requirements. Itu juga merupakan kebanggaan Grup BELL bahwa produk kami memenuhi dan bahkan melampaui persyaratan standar.
The CPO produced at our mill meets the standard for: CPO yang diproduksi di pabrik kami memenuhi standar untuk:
- Moisture content of <0.25% Moisture isi <0,25%
- Cleanliness of CPO (< 0.02%) Kebersihan CPO (<0,02%)
- FFA – Free Fatty Acids and FFA - Asam Lemak Bebas dan
- Deterioration Of Bleachability Index – (DOBI) Penurunan Of Index Bleachability - (DOBI)
We currently own and operate 8 palm oil mills in Malaysia and Indonesia processing a combined value of approximately 1.2 millions metric tons of fresh fruit bunches (FFB) annually, an equivalent of 62,000 hectares of oil palm plantation that yields an average of 30,000 tonnes of Crude Palm Oil (CPO) per month. Saat ini kami memiliki dan mengoperasikan 8 pabrik kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia pengolahan nilai gabungan dari sekitar 1,2 juta metrik ton tandan buah segar (TBS) per tahun, setara dengan 62.000 hektar perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan rata-rata 30.000 ton minyak mentah Palm Oil (CPO) per bulan.
MILL MILL | |
1. 1. BELL Sri Lingga, Melaka, Malaysia BELL Sri Lingga, Melaka, Malaysia | |
2. 2. Kilang Sawit CP, Pahang, Malaysia Kilang Sawit CP, Pahang, Malaysia | |
3. 3. BELL Palm Industries, Johor, Malaysia BELL Palm Industries, Johor, Malaysia | |
4. 4. BELL-KSL, Negeri Sembilan, Malaysia BELL-KSL, Negeri Sembilan, Malaysia | |
5. 5. Syarikat Perusahaan Kelapa Sawit, Johor, Malaysia Syarikat anak pajak tangguhan Kelapa Sawit, Johor, Malaysia | |
6. 6. Kilang Sawit United BELL, Johor, Malaysia Kilang Sawit Serikat BELL, Johor, Malaysia | |
7. 7. Kilang Sawit BELL, Sabah, Malaysia Kilang Sawit BELL, Sabah, Malaysia | |
8. 8. PT. PT. Pinggir Agro Lestari, Indonesia Pinggir Agro Lestari, Indonesia |
Figure 1:Flow Chart of Palm Oil Extraction Process from the “Machines/Equipment Viewpoint” Gambar 1: Alur Proses Ekstraksi Minyak Sawit dari "Viewpoint Mesin / Peralatan"
Label:
TPHP Perkebunan
Counter Strike Xtreme V5
Counter Strike Xtreme V5 ini berbeda dengan Counter Strike biasa. CS Xtreme V5 ini
lebih banyak personilnya. Selain itu Counter Strike Xtreme V5 ini juga sudah terdiri dari berbagai macam versi MOD Counter Strike
Diantaranya NORMAL MOD, ZOMBIE MOD,dan GHOS MOD. Penasaran dengan Counter Strike Xtreme V5 ini dan mau mencoba???
Cekidut...
Download
Counter Strike Xtreme V5 Part 1 (200 MB)
Counter Strike Xtreme V5 Part 2 (200 MB)
Counter Strike Xtreme V5 Part 3 (200 MB)
Counter Strike Xtreme V5 Part 4 (200 MB)
Counter Strike Xtreme V5 Part 5 (35 MB)
Cara Install:
1. Download semua part (part 1 sampai part 5)
2. simpan/letakkan dalam satu folder, Ekstrak part 1 (memakai winrar).
nanti akan otomatis part 2-5 akan terekstrak sendiri dan akan terbentuk folder yang isinya Installer.
3. Buka folder hasil ekstrak, lalu EKSTRAK ''Xtreme_V5_Setup.exe
bukan dijalankan dulu, tetapi di ekstrak dulu. Disini saya pakai Winrar.
maka akan muncul file ''Xtreme V5 Setup.exe'' dan ''libraryfiles.exe''
4. Jalankan ''Xtreme V5 Setup.exe'' untuk menginstall. lalu install seperti biasa.
5. Game siap dimainkan...
''Have Fun''
Label:
Game/ movie,
Lain-lain
Langganan:
Postingan (Atom)